Hari raya idul fitri

Hari raya idul fitri

Beranda

Jumat, 12 Agustus 2011

Hikmah di bulan RAMADAN

Menumbuhkan Sikap Kedermawanan di Bulan Ramadan
Tri Joko Wibowo


Saat ini, kesenjangan antara kaya dan miskin begitu terasa. Banyak orang kaya bahkan pejabat yang dengan mudahnya bergelimang harta dan fasilitas, di saat yang sama masih banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan sandang, pangan maupun papan. Budaya modern yang tidak terbimbing oleh agama hanya akan menjadikan manusia terasing dari kehidupannya. Akibatnya sikap individualis menjangkiti masyarakat. Sebagian orang berkecenderungan abai dengan keadaan orang lain. Tidak perhatian dengan kekurangan saudaranya muslim. 
Bulan Ramadan merupakan kesempatan untuk saling membantu sesama muslim. Seorang muslim haruslah berhasrat menjadi seorang dermawan. Berusaha membantu muslim lainnya yang belum mampu. Niatan saling membantu telah dipermudah oleh Allah. Allah buka selebar-lebarnya pintu surga, menutup pintu neraka dan membelenggu setan-setan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :  “Apabila bulan Ramadan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu.” (HR Muslim). Dengan niatan hati yang ikhlas karena Allah, maka setan tidak akan bisa mengganggu upaya seseorang untuk meringankan dan membantu beban hidup saudaranya.
Sikap kedermawanan bisa diwujudkan dalam bentuk memberikan sedekah. Pemberian sedekah di bulan Ramadan sangat dianjurkan. Sikap kedermawanan sendiri merupakan salah satu dari sifat Allah. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi).
Patutlah setiap muslim bercita-cita menjadi seorang dermawan karena dermawan merupakan sikap yang dicintai oleh Sang Maha Pemberi. Lalu, bagaimana mungkin seseorang tidak bercita-cita demikian?? Kalau memang seorang muslim mengaku cinta kepada Allah maka selayaknya juga mencintai apa yang dicintai oleh Allah.
Rasulullah pun juga sangat mencintai sikap kedermawanan. Sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Alquran. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari). Ibarat angin berhembus, mengisyaratkan begitu mudahnya dan tanpa pikir panjangnya Rasulullah dalam berderma.
Banyak amalan yang sekiranya bisa menjadi wujud sikap kedermawanan. Amalan tersebut ada yang dianjurkan selama bulan Ramadan dan ada juga yang tidak terkait langsung dengan amalan di bulan Ramadan.
Kita berderma dari yang paling mudah saja. Cobalah ditengok dari orang yang terdekat dengan kita yaitu tetangga. Tetangga adalah orang yang akrab dengan kehidupan sehari-hari. Boleh jadi tetanggalah yang lebih cepat menolong ketika seseorang punya hajat atau persoalan daripada kerabatnya yang berlokasi lebih jauh. Islam sangat menganjurkan seseorang berbuat baik kepada tetangga. Sebagaimana sabda Rasulullah : “ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangga.” (HR Muslim)
Sangat perhatiannya Islam mengenai hubungan tetangga, sampai-sampai Rasulullah bersabda : “ Bukanlah seorang mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya.” (HR Bukhari). Sabda Rasulullah ini perlu sekali menjadi bahan introspeksi sekarang ini di saat  kebutuhan-kebutuhan pokok semakin melonjak harganya. Hingga saat ini, masih sering terjadi ada masyarakat yang terjangkit gizi buruk, gara-gara kurang pangan. Kejadian-kejadian tersebut akan menggerakan hati seorang mukmin untuk lebih perhatian terhadap tetangganya. 
Bahkan ada contoh yang sangat sederhana bagaimana seharusnya membantu tetangga yang kekurangan, seperti nasihat Rasulullah kepada Abu Dzar : “ Jika suatu kali engkau memasak sayur, maka perbanyaklah kuahnya, kemudian perhatikanlah tetanggamu dan berikanlah mereka sebagiannya dengan cara yang pantas.” (HR Muslim). Nampaknya sederhana, hanya sekadar memperbanyak kuah dan membaginya dengan tetangga, namun sesungguhnya mengisyaratkan makna persahabatan yang mendalam. Hal yang sekecil itupun diamalkan, apalagi untuk sesuatu yang lebih besar dan agung manfaatnya.
Sedangkan salah satu amalan yang terkait dengan bulan Ramadhan, sebagai wujud menumbuhkan sikap kedermawanan adalah memberi makan untuk berbuka puasa. Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam:
“Barangsiapa memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Hadist tersebut mengandung janji yang akan diberikan bagi orang yang memberi makanan buka puasa. Tidak sulit untuk mengamalkan hadist ini. Tidak harus orang yang kaya dan berduit yang bisa mengamalkan hadist ini.
Contoh sederhana saja, kita bisa mengajak teman atau tetangga kita untuk berbuka puasa bersama di rumah kita. Kita sajikan makanan dan minuman yang sepantasnya. Boleh jadi bukan hanya pahala puasa yang didapatkan melainkan juga pahala bersilaturahmi. Atau boleh jadi pahala membagi ilmu karena sebelum berbuka puasa, kita berikan pengajian singkat. Coba simak bagaimana Rasulullah berbuka, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad dan Abu Daud). Mudah bukan ??
Jangan ragu lagi untuk berdema dan semangat menjadi seorang dermawan di bulan Ramadan ini. Bergembiralah dengan sabda Rasulullah : “ Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, diantaranya yaitu : “ seseorang yang menyedekahkan hartanya dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.” (HR Bukhari dan Muslim)
sumber:www.radarjogja.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar