Hari raya idul fitri

Hari raya idul fitri

Beranda

Rabu, 17 Agustus 2011

iman muslim

Nama lengkapnya Abul Husain Muslim bin Habaj al Nishapur. Dia lahir pada masa Dinasti Abbasiyah 817 M. Dia lahir dari keturunan Arab muslim terpandang di wilayah Khurasan, sebuah kota yang dulu menjadi wilayah negara Rusia. Kakek moyang Imam Muslim adalah seorang yang masyhur dan terhormat karena semasa hidup selalu dipercaya sebagai pejabat pada masa khulafaur rasyidin.
Seperti Imam Bukhari pendahulunya, Imam Muslim juga sering melakukan perjalanan mengunjungi kota-kota besar Islam untuk mengumpulkan hadis-hadis. Dia menghabiskan sepanjang hidupnya hanya untuk mempelajari dan memperdalam hadis. Setelah mengunjungi banyak kota dan belajar di berbagai tempat dan pusat kajian, dia kemudian kembali ke kota kelahirannya Nishapur. Di sinilah Imam Muslim menghabiskan seluruh sisa hidupnya mengajar hadis.
Kota kelahiran Imam Muslim, Nishapur menjelang abad 3 H atau 9 M dikenal sebagai kota ilmu pengetahuan agama. Kota itu disibukkan dengan kegiatan-kegiatan keilmuan agama. Di kota ini terdapat beberapa tokoh yang sangat terkenal, seperti Imam Rahiwe dan Imam Zuhri.
Imam Muslim sangat tertarik dengan kepribadian Imam Bukhari, tokoh dan ulama hadis yang menghasilkan karya al Jami as Shahih Bukhari. Dia benar-benar kagum dengan kepribadian dan keluasan Imam Bukhari dalam hal hadis. Imam Muslim juga mengagumi seorang tokoh hadis yang masyhur pada zamannya. Dia adalah Muhammad bin Yahya al Dhuli.
Imam Muslim tercatat aktif menghadiri majelis al Dhuli untuk menimba ilmu hadis darinya. Nama Imam Muslim kemudian menjadi tersebar dan dikenal sebagai ulama hadis. Dia pun beberapa kali pernah diundang untuk memberikan ceramah hadis di kota Baghdad. Imam Muslim terakhir kali mengunjungi kota Baghdad dua tahun sebelum dia wafat.
Ada sejumlah nama guru-guru hadis di mana Imam Muslim pernah menimba ilmu darinya, di antaranya Imam Bukhari, Imam bin Hambal, Abdullah al Qarri, Qutaiba bin Said, Abdullah bin Maslama, dan beberapa tokoh hadis lainnya.
Salah satu kepribadian dan akhlak menonjol yang dimiliki Imam Muslim adalah dia sangat taat berpegang teguh kepada ajaran-ajaran agama. Menurut cerita, Imam Muslim tidak pernah berdusta dan tidak mau terlibat atau menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak berguna. Dia juga diakui oleh teman-teman sezamannya, bahwa Imam Muslim tidak pernah melontarkan kata-kata tidak sopan.
Imam Muslim menulis sebuah karya dalam bidang hadis yang berjudul al Jami Shahih Muslim. Bukunya diakui banyak kalangan termasuk oleh Imam Nawawi seorang ulama hadis terkenal, bahwa kualitas karyanya sangat tinggi. Meskipun demikian, karya Imam Muslim diposisikan pada urutan kedua setelah Imam Bukhari.
Ada perbedaan antara karya Imam Bukhari, al Jami Shahih Bukhari dengan karya Imam Muslim, al Jami Shahih Muslim. Imam Bukhari dalam karyanya selain membuat bab-bab sesuai dengan permasalahanya juga membuat penafsiran hukum. Hal ini kadang membuatnya lebih rumit dibanding karya Imam Muslim. Karya Imam Muslim disusun secara berurutan sesuai dengan subjek permasalahan yang jumlahnya delapan subjek.
Dalam karya tersebut, Imam Muslim hanya mengonsentrasikan dan memfokuskan subjek-subjek itu saja dengan membuat kompilasi hadis-hadis sahih, tanpa ada pembuatan atau penarikan hukum. Imam Muslim meninggal pada tahun 261 H. Usianya 53 tahun, seluruhnya dia abdikan untuk mengajarkan dan menyebarkan hadis. Sebuah bidang ilmu agama yang sangat dia gemari.
Sumber: Tasirun Sulaiman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar